Rekening Gendut dan Magic Com Kosong (Renungan Menyambut Ramadan)
Suara burung bersahut-sahutan di taman rumah membuatku bangun dari tidurku yang nyaman. Aku benar-benar menikmati liburanku karena datangnya virus corona. Sebenarnya sedih sekali tapi jika mau jujur di lubuk hatiku ada rasa senang karena bisa menikmati libur panjang tanpa mengganggu bulan maduku. Mas Ahmad yang menikahiku di masa awal pandemi memberiku hadiah sebuah rumah mewah di sudut kota Malang. Rumah yang terletak di kawasan perumahan elit ini begitu nyaman untuk rumah tinggal. Jauh berbeda dengan rumah orang tuaku di desa yang selalu ramai dengan suara tangis tawa anak tetangga.
Orang tuaku bukanlah orang berada. Kami hidup sederhana dengan penghasilan pas-pasan ayah dan ibu yang membuka toko sembako di depan rumah kami. Meski begitu٫ ayah adalah orang yang mengutamakan pendidikan anak-anaknya. Ayah memasukkanku dan adik-adikku ke sebuah pesantren tahfiz Quran sejak aku lulus SD. Sebagai anak pertama aku seringkali mengalah kepada adik-adikku…
Lihat pos aslinya 651 kata lagi